Minggu, 15 Juni 2014

LAPORAN PPLK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Puskesmas
Dalam rangka mewujudkan Sumedang sehat untuk meningkatkan Indeks Kesehatan (IK) sebesar 82.1 sebagai komponen pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 sebesar 79,6. Puskesmas DTP Tomo yang merupakan  bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang mempunyai tanggung jawab  yang besar dalam mewujudkannya. Diantaranya adalah memberikan pelayanan dibidang kesehatan  yang tidak hanya pelayanan dalam bentuk kuratif (penyembuhan penyakit/pengobatan) tetapi juga pelayanan dalam bentuk promotif (upaya peningkatan kesehatan/penyuluhan), preventif (pencegah penyakit), serta  rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Dengan keempat pelayanan tersebut diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat sehingga berdampak kepada meningkatnya  Angka Harapan Hidup ( AHH ) dan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta Angka Kematian Balita (Akaba).
Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi tersebut,  maka diperlukan  upaya-upaya  kesehatan yang terbagi menjadi dua  upaya kesehatan, meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan dengan dibentuknya progran-program  kesehatan yang ada di Puskesmas.
Adapun yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan  dan pemberantasan  penyakit  menular serta pengobatan  rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan termasuk dalam  upaya kesehatan pembangunan adalah upaya kesehatan sekolah,  upaya kesehatan olahraga, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan lanjut usia, program perkesmas, laboratorium dan pengelolaan tata usaha. Melalui program-program tersebut diharapkan semua masyarakat  mulai dari bayi sampai dengan masyarakat usia lanjut terutama kelompok masyarakat rentan (resiko tinggi) memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
Tujuan mewujudkan Sumedang sehat bukan hanya tugas dari Puskesmas ataupun Dinas Kesehatan, melainkan tugas semua pihak termasuk SMK Kesehatan SDM Sumedang.
Sebagai instansi pendidikan SMK Kesehatan SDM Sumedang, membantu mewujudkan Sumedang sehat yang mengabdikan ilmu pengetahuan para siswa terjun langsung di masyarakat. Dalam hal ini para siswa ditempatkan PPLK di beberapa Puskesmas termasuk Puskesmas DTP Tomo.
1.2       Tujuan
            1.2.1    Tujuan Umum
            Adapun tujuan umum dari pelaksanaan PPLK di Puskesmas DTP Tomo adalah:
a.                   Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan instansi yang terkait.
b.                   Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.
c.                   Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah.
d.                  Menambah keterampilan serta wawasan peserta didik.
e.                   Mewujudkan visi dan misi sekolah.
            1.2.2    Tujuan Khusus
                        Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan PPLK di Puskesmas DTP Tomo adalah:
a.                 Untuk mengetahui profil Puskesmas DTP Tomo.
b.                              Untuk mengetahui struktur Puskesmas DTP Tomo.
c.                   Untuk mengetahui visi dan misi Puskesmas DTP Tomo.
d.                  Untuk mengetahui tugas dan fungsi Puskesmas.
e.                   Untuk mengetahui klasifikasi Puskesmas Tomo.
f.                   Untuk mengetahui sarana dan pelayanan Puskesmas DTP Tomo.
g.                  Untuk mengetahui sistem rekam medik Puskesmas DTP Tomo.
h.                  Untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Keperawatan terhadap pasien typhoid.
1.3       Manfaat Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK)
Adapun manfaat dari Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) adalah sebagai berikut:
a.              Dapat mengenali seperti apa pekerjaan di instansi kesehatan, sehingga setelah lulus peserta didik sudah tidak asing lagi dengan instansi kesehatan.
b.             Dapat menambah keterampilan serta wawasan.
c.              Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawabnya dan dapat melatih jiwa mandiri dan berani.
d.             Sebagai bahan referensi atau pedoman untuk pembuatan karya tulis selanjutnya.
1.4.            Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK)
1.4.1  Waktu pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK)
Waktu pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) yang telah dilaksanakan oleh kami di Puskesmas DTP Tomo, yang dimulai pada tanggal 14 April sampai 19 April 2014. Dengan itu, maka kami telah menyelesaikan Puskesmas DTP Tomo selama 1 minggu. Jadwal masuknya setiap hari Senin s/d Jumat, pukul 07:00 sampai pukul 14:00 WIB.
Berikut ini adalah jadwal yang kami laksanakan selama pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) di Puskesmas DTP Tomo:
NO
HARI
JAM KERJA
MASUK
ISTIRAHAT
KELUAR
1.
SENIN
07.00 – 12.30
12.30 – 13.00
14.00
2.
SELASA
07.00 – 12.30
12.30 – 13.00
14.00
3.
RABU
07.00 – 12.30
12.30 – 13.00
14.00
4.
KAMIS
07.00 – 12.30
12.30 – 13.00
14.00
5.
JUMAT
07.00 – 12.30
12.30 – 13.00
14.00
                                    Jadwal masuk di Puskesmas DTP Tomo



1.4.2.  Lokasi Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK)
 Lokasi berlangsungnya Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK):
            Nama Instansi            : Puskesmas DTP Tomo
            Alamat                        : Jln. Raya Tomo















BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1       Profil Puskesmas
            Puskesmas Kecamatan DTP Tomo berada di Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang. Berikut ini adalah batas-batas wilayah Kecamatan Tomo:
Sebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Kecamatan Ujungjaya
Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Kecamatan Kadipaten
Sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Kecamatan Jatigede
Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Kecamatan Paseh.
            Berikut ini adalah Puskesmas-Puskesmas Pembantu yang ada di tiap Desa di Kecamatan Tomo:
1.      Pustu Bugel                                          6.       Polindes Carimanah
2.      Pustu Cipeles                                        7.       Polindes Tolengas
3.      Pustu Darmawangi                               8.       Polindes Karyamukti
4.      Polindes Jembarwangi                          9.       Polindes Tomo
5.      Polindes Marongge                              10.     Polindes Mekarwangi
2.2       Definisi Puskesmas
            Menurut Depkes 1991, Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.3       Struktur Puskesmas
Kepegawaian
Dastaman, S.Sos
 
Kepala UPTD PKM DTP Tomo
dr. H. Hendriawan
 
            Struktur Puskesmas DTP Kecamatan Tomo adalah sebagai berikut:
                                                                          
Kasubag Tata Usaha
Dastaman, S.Sos
 
Bendahara
Yudi H, AMK, SKM
 
Perlengkapan
Herni R, AMK
 
Pengelola Masyarakat Keluarga
Tika, Am.Keb
 
Pengelola Pelayanan Kesehatan
Deni Mardiansyah, S.Kep.Ners
 
Pengelola Masyarakat Keluarga
Tika, Am.Keb
 
Program Rabies
Yudi H, AMK, SKM
 
Prog. Kes. Remaja
Erat R, AMK
 
Emergency
Benny M, AMK
 
Pengelola Obat
Ervina, AMF
 
Program Perkesmas
Desi M, AMK
 
Rawat Inap
Deni M, S.Kep.Ners
 
Rujukan
Ira M, Am.KL
 
Program Batra
Nur WW,Am.G,SKM
 
Program Kesorga
Erat R, AMK
 
Program Jiwa
Ira H, AMK
 
Program Kusta
Ade D, AMK, S.E
 
Program TB Ira M, Am.KL
 
Program P2P Ade D, AMK, S.E
 
Program ISPA
Herni R, AMK
 
BP. KIA
Lilis R, Am.Keb
 
Laboratorium
Leni N, Amd.AK
 
Program Imunisasi
Yudi H, AMK, S.E
 
Program THT
Rini SL, AMK
 
Portir
Warsini
 
BP. UMUM
Titin
 
Program KIA
Lilis Rostina, Am.Keb
 
Program Gizi
Nur Widya Wening, Am.G, SKM
 
Program Diare
Ida S
 
Program Lansia
Titin Juliawati
 
Prog. Peny. Kelamin
Ade D, AMK, S.E
 
Pustu Bugel                                      : Yana A, Am.Keb
Pustu Cipeles                                  : Ade M, Am.Keb
Pustu Darmawangi                       : Galih G, AMK
Polindes Jembarwangi              : Ratnasari, Am.Keb
Polindes Marongge                      : Elis R, Am.Keb
Polindes Carimanah                    : Siti P, Am.Keb
Polindes Tolengas                         : Atik R, Am.Keb
Polindes Kayamukti                     : Nindy H, Am.Keb
Polindes Tomo                                : Nurmantatnti, Am.Keb
Polindes Mekarwangi                 : Tuti, Am.Keb
 
Rawat Jalan
Titin Juliawati
 



K a d e r – K a d e r
 
Program UKK
Herni R, AMK
 
Program UKS
Erat R, AMK
 
2.4       Visi dan Misi Puskesmas
2.4.1 Visi Puskesmas
Visi UPTD Puskesmas DTP Tomo tidak jauh berbeda dengan visi kesehatan Kabupaten Sumedang, di bidang kesehatan pradigma sehat yang dicanangkan tahun 1999 secara nasional menyatakan bahwa setiap bidang pembangunan harus berwawasan kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk mengembangkan lingkungan dan prilaku hidup sehat.
Dalam pembangunan sektor Kesehatan lingkup Nasional, Pemerintah telah merencanakan visi Indonesia Sehat 2013. Untuk mencapai visi Indonesia sehat 2013 maka visi yang disepakati dan diterapakan dalam rencana strategi pembangunan kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2013.
2.4.2 Misi Puskesmas
Misi Puskesmas DTP Tomo pengejawantahan dari visi Puskesmas dengan terbagi 3 bagian.
1.             Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, melalui penyelenggaraan pelayanan yang prima di institusi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan.
2.             Mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan  melalui upaya  preventif dan promotif.
3.             Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan melalui kecukupan ketersediaan sarana dan prasarana.
Dari ketiga misi tersebut mempunyai tujuan masing-masing yaitu:
1.             Tujuan  Misi ke 1 :
a.              Meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu efektif dan efisien.
b.             Meningkatkan upaya kesehatan khusus  yang  bersifat public goods dan meningkatkan pelayanan kesehatan  yang optimal dan prima.
c.              Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat.
Dengan sasaran sebagai berikut :
1.             Meningkatkan kontak tenaga  kesehatan ibu/bayi.
2.             Meningkatkan intelektualitis dan produktivitis sumber daya kesehatan.
3.             Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan.
2.             Tujuan Misi ke 2
a.              Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna  serta terjangkau oleh segenap  anggota masyarakat.
b.             Meningkatkan prilaku, lingkungan sehat dan pemberdayaan msyarakat.
c.              Meningkatkan pemberantasan penyakit menular.
Dengan sasaran sebagai berikut :
Mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit  menular sehingga  tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
1.             Meningkatnya perwujudan kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat.
2.             Menurunya angka kematian dan kecacatan akibat kelahiran/persalinan.
3.             Menurunnya frekuensi perokok, penyalahgunaan napza di sekolah, tempat kerja dan tempat umum.
3.             Tujuan Misi ke 3
a.              Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan masyarakat melalui  pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan  dan sarana prasarana bidang kesehatan masyarakat termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
b.             Meningkatkan ketersediaan dan ketejangkauan sumber daya kesehatan serta efektivitas dan efisensi penggunaanya.
Dengan sasaran sebagai berikut :
1.             Tersedianya peralatan kesehatan baik medik maupun non medik yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2.             Tersedianya perbekalan kesehatan yang memadai baik jenis maupun jenisnya yang sesuai dengan permasalahan  setempat  dan kebutuhan masyarakat akan  pelayanan kesehatan.
3.             Tersedianya perbekalan kesehatan yang memadai untuk keluarga miskin.
2.5       Tugas Puskesmas dan Fungsi Puskesmas
            2.5.1 Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):
a.       Upaya promosi kesehatan
b.       Upaya kesehatan lingkungan
c.       Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d.      Upaya perbaikan gizi masyarakat
e.       Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f.       Upaya pengobatan
2.5.2  Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi
a.       Fungsi Pokok
1.             Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan
2.             Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3.             Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
            b.       Peran Puskesmas
            Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
c.     Cara-cara yang ditempuh
1.             Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2.             Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.
3.             Memberikan bantuan teknis
4.             Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5.             Kerjasama lintas sektor
d.    Program Pokok Puskesmas
1.    KIA
2.    KB
3.    Usaha Kesehatan Gizi
4.    Kesehatan Lingkungan
5.    Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6.    Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7.    Penyuluhan kesehatan masyarakat
8.    Kesehatan sekolah
9.    Kesehatan olah raga
10.Perawatan Kesehatan
11.Masyarakat
12.Kesehatan kerja
13.Kesehatan Gigi dan Mulut
14.Kesehatan jiwa
15.Kesehatan mata
16.Laboratorium sederhana
17.Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
18.Pembinaan pemgobatan tradisional
19.Kesehatan remaja
20.Dana sehat
e.     Satuan Penunjang
1.             Puskesmas Pembantu
          Pengertian Puskesmas Pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang lebih kecil
2.             Puskesmas Keliling
          Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3.             Bidan Desa
          Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas. Wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a.       Membina PSM
b.      Memberikan pelayanan
c.       Menerima rujukan dari masyarakat
2.6       Klasifikasi Puskesmas
1.      Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjarig dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
2.      Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan untuk pasien, dan penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3.      Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk 3.000 / orang. Tugas utama bidan desa adalah menlbina PSM, memberikan pelayanan, menerima rujukan dari masyarakat.


4.      Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Adalah bentuk upaya kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
5.      Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Adalah upaya kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
6.      Puskesmas Prembun (Puskesmas Induk)
Puskesmas Prembun sebagai puskesmas induk terletak tepat di ibukota kecamatan dengan luudikan rata-r(s bangunan sekitar 30×40 m. Merupakan puskesmas rawat inap dengan kapasitas 15 tempat tidur (VK 2 kamar, bangsal anak 4 TT, bangsal umum 9 TT).
2.7       Sarana dan Pelayanan Puskesmas
1.             Pelayanan Gawat Darurat Umum 24 jam
2.             Pelayanan Gawat Darurat Obstetrik dan Neonatal 24 jam
3.             Pelayanan Rawat Inap dan Persalinan 24 jam
4.             Pelayanan Rawat Jalan/BP Umum
5.             MTBS (Menajemen Terpadu Balita Sakit)
6.             Pelayanan Imunisasi (Dasar rutin bagi bayi ,capeng, dan  WUS)
7.             Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
8.             Pelayanan Kesehatan Gigi clan Mulut
9.             Pojok Batuk ( Rawat Jalan Bagi Penderita. TB Paru)
10.         Konsultasi Gizi (bagi rawat jalan dan rawat inap)
11.         Deteksi dini Ca cervik (IVA) dan SADARI
12.         Pelayanan Keluarga Berencana (KB: IUD, IMPLANT, PIL, SUNTIK, dan KONDOM)
13.         Pelayanan kesehatan Mata (BP Mata)
14.         Klinik Sanitasi
15.         Fifioterapi
16.         Laboratorium
17.         Radiologi
18.         Pemeriksaan penunjang lain: EKG, dan USG,
19.         Program-program lain seperti P2M, PTM, dll
20.         Pelayanan rujukan (horizontal dan vertikal)
21.         Pelayanan surat keterangan dokter
22.         Pembinaan dukun bayi
23.         Pembinaan kader
1.      Puskesmas Pembantu Kabuaran
Puskesmas Prembun mempunyai satu buah puskesmas pembantu yang terletak di Desa Kabuaran Kecamatan Prembun dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
1.             Pelayanan Rawat Jalan/BP Umum
2.             MTBS (Menajemen Terpadu Balita Sakit)
3.             Pelayanan Imunisasi (Dasar rutin bagi bayi , capeng, dan WUS)
4.             Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5.             Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
6.             Pelayanan Keluarga Berencana (KB: IUD, IMPLANT, PIL,SUNTIK, dan KONDOM
7.             Pemeriksaan IVA
8.             Pelayanan rujukan (horizontal dan vertikal)
            2.       Polindes/PKD
Untuk mendekatkan pelayanan di tingkat desa/primer puskesmas menyelenggarakan pelayanan di polindes dan PKD yang menjadi tanggung jawab bidan desa setempat. Polindes/PKD dalam waktu dekat akan diupayakan menjadi Poskesdes yang merupakan salah sate syarat dari Desa Siaga. Di wilayah kerja Puskesmas Prembun baru 5 Desa yang rnemiliki PKD/Polindes dan baru 3 Dcsa yang menjadi Desa Siaga (Pesuningan, Kedungwaru, dan Pecarikan). Sesuai dengan target Kabupaten Kebumen, bahwa paling lambat thn 2009 semua desa harus mampu men gern bang kan Desa Siaga, maka diambil kebijakan paling lambat bidan Juni 2009 dengan menggunakan dana APBD clan swadana Desa semua desa di wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Prembun harus menjadi Desa Siaga.
Adapun pelayanan yang diberikan melalui Poskesdes/PKD/polindcs adalah:
1.             Pelayanan pengobatan dasar bagi kasus/penyakit ringan
2.             Pelayanan ANC, partus normal, dan PNC
3.             Pelayanan deteksi dini resti dan rujukannya
4.             Pelayanan pertolongan pertama pada kasus gawat darurat
5.             Pembinaan dukun bagi
6.             Pembinaan kader
7.             Peningkatan PSM bidang kesehatan
8.             Dan upaya promotif dan preventif lainnya sesuai dengan kebutuhan dan program yang ada.
            3.       Posyandu Balita (78 buah)
4.      Posyandu Lansia
5.      Puskesmas Keliling
2.8       Rekam Medik
            Rekam medik adalah menurut Permenkes no. 269/menkes/perIII 2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien.
            Fungsi rekam medis sebagai alat perlindungan hukum bagi dokter yang di duga melakukan tindakan mal praktek medik.
            Pelaksanaan Rekam Medik di Puskesmas Tomo adalah dengan penomoran berdasarkan abjad. Rekam medis pada Puskesmas DTP Tomo terbagi menjadi dua, yaitu rekam medis rawat jalan dan rekam medis rawat inap. Pada setiap rekam medis terdapat kode-kode register khusus, namun tidak dapat dijabarkan disini dikarenakan pengkodean rekam medis dirahasiakan oleh pihak Puskesmas. rekam medis yang berada di Puskesmas DTP TOMO yaitu menggunakan sesuai dengan huruf abjad dan setiap satu tahun sekali nomor register yang tertera dalam rekam medis tersebut selalu di ganti .
            Didalam rekam medis tersebut berisi tentang semua identitas pasien yang dimulai dari nama, nomor register dan alamat, serta riwayat penyakit pasen.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.Ilmu Penyakit
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari limpa, kelenjar limfe usus dan Peyer’s patch. Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella.
 Typhosa, basil gram negatif, berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan. Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali dalam tubuh manusia pada suhu yang lebih rendah sedikit, namun mati pada suhu 700 C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B atau C (Soedarto, 1996). Kuman Salmonella masuk bersama makanan/minuman. Setelah berada dalam usus halus kemudian mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama Plak Peyer) dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrose setempat, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke aliran darah (terjadi bakteremi primer) menuju ke organ-organ terutama hati dan limfa. Kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak dalam hati dan limfa sehingga organ tersebut membesar disertai nyeri pada perabaan.
Tanda dan Gejala
1.             Demam yang tinggi 390 Csampai   400 C, yang meningkat secara perlahan. Pada minggu pertama demam tinggi ini akan berlangsung sore dan malam hari, sedangkan pada pagi dan siang hari cenderung menurun. Secara bertahap suhu tubuh akan naik dan bertahan pada suhu tinggi (390 C sampai 400 C) pada minggu ke dua.
2.             Gangguan pada pencernaan seperti: nyeri perut, kembung, mual, muntah, diare/konstipasi.
3.             Terdapa gangguan kesadaran (delirium) atau pada demam thypoid yang berat dapat terjadi kejang dan ikterus.
4.             Gejala tambahan yang dapat muncul juga antara lain : sakit kepala, kehilangan nafsu makan, bada lemas dn nyeri otot (mialgia).
Penyebab Penyakit
Penyakit demam tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
Penanganan Penyakit
Tatalaksana demam tifoid masih menganut trilogi penatalaksanaan yang meliputi : Istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang (baik simptomatik maupun suportif), serta pemberian antimikroba. Pemberian antimikroba diharapkan dapat menurunkan lama sakit dan kematian. Klorampenikol, ampisilin, amoksisilin dan kotrimoksasol merupakan obat konvensional yang di beberapa negara melaporkan kurang efektif sehubung dengan munculnya strain MDR. Flurokuinolon, sefalosporin dan seftriakson merupakan pilihan lini kedua. Selain itu diperlukan pula tatalaksana komplikasi demam tifoid yang meliputi komplikasi intestinal maupun ekstraintestinal.
Pencegahan Penyakit
1.             Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.
2.             Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan.
3.             Cucilah tangan dengan sabun setelah  beraktivitas.
4.             Hindari jajan ditempat yang kurang bersih.
Pengobatan Penyakit
Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni :
1.             Isolasi pasien.
2.             Desinfeksi pakaian.
3.             Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.
4.             Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.

3.2              Anatomi Fisiologi
3.2.1        Umum
Saluran pencernaan adalah tabung pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan anus. Didalam organ-organ berrongga tersebutm terdapat lapisan yang disebut mukosa, mengandung kelenjar kecil yang memproduksi enzim untuk membantu mencerna makanan. saluran pencernaan juga mengandung lapisan otot polos yang membantu memecah makanan dan memindahkannya disepanjang saluran tersebut melalui gerakan peristaltik.
3.2.2        Khusus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar pada penyakit typhoid. Usus halus mengalami kondisi dimana terdapat bakteri yang masuk melalui makanan yang tidak memperhatikan hygiene sehingga dapat menyebabkan usus halus menjadi infeksi.
3.3       KDM
            3.3.1    Keseimbangan Suhu
                        Suhu adalah suatu keadaan tubuh dimana tubuh mengalami peningkatan suhu yang diakibatkan oleh makanan yang terkontaminasi salmonella thypii, masuk kedalam usus halus, kemudian terjadi proses infeksi, kemudian masuk kedalam aliran darah, kemudian bakteri melepas endotoksin, kemudian merangsang sintesa dalam pelepasan zat pirogen oleh leukosit, kemudian infeksi disampaikan ke hipotalamus bagian termoregulator.
            3.3.2    Nutrisi (Diet)
            Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.
Makanan yang dianjurkan antara lain :
1.             Sumber karbohidrat: beras dibubur/tim, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding.
2.             Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari  
3.             Sumber protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai.
4.             Sayuran-sayuran berserat rendah dan sedang seperti: kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel  direbus, dikukus, ditumis.
5.             Buah-buahan: semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat.
6.             Lemak nabati: margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.
7.             Minuman: teh encer, sirup.
8.             Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah :
1.             Sumber karbohidrat: beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih.
2.             Sumber protein hewani: daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar.
3.             Sumber protein nabati: Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo.
4.             Sayuran-sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, timun serta semua sayuran yang dimakan mentah.
5.             Buah-buahan: buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, jeruk yang  dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
6.             Lemak: minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
7.             Minuman: kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol.
8.             Bumbu: cabe dan merica.
Makan Pagi:
1.         Nasi tim
2.         Dadar gulung isi/Orak-arik
3.         Sup bayam
4.         Pisang 
5.         Susu
Makan Siang:
1.         Nasi tim
2.         Sup tofu/sapo tahu
3.         Kue lumpur
4.         Teh
5.         Pepaya potong tabur gula
Makan Malam:
1.         Nasi tim
2.         Perkedel kentang
3.         Kuah soto bumbu ringan
4.         Jus tomat
5.         Susu
Catatan:
1.         Pastikan banyak minum air putih.
2.         Tirah baring (istirahat total).
3.         Minum obat yang dianjurkan dokter secara teratur.
4.         Multivitamin.
5.         Selalu jaga kebersihan.
6.         Jauhkan pasien dari hewan peliharaan.
Pencegahan :
1.          Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.
2.          Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan.
3.          Cucilah tangan dengan sabun setelah  beraktivitas.
4.          Hindari jajan ditempat yang kurang bersih.

3.4       Tindakan Keperawatan
            1.         Kompres hangat pada seluruh lipatan tubuh
            Alat dan bahan:
a.                   Baskom berisi air hangat.
b.                  Waslap.
c.                   Handuk kering.
Prosedur Tindakan:
a.                   Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b.                  Persiapan alat.
c.                   Waslap dicelupkan kedalam baskom air hangat, kemudian diperas tetapi jangan terlalu basah dan jangan terlalu kering.
d.                  Kompreskan waslap keseluruh lipatan tubuh secara bergantian.
e.                   Bagian tubuh pasien yang basah dikeringkan menggunakan handuk kering.
f.                   Bereskan peralatan.
2.                  Tindakan pemberian makan
Alat dan bahan:
a.                   Siapkan makanan pasien sesuai diet.
b.                  Perlak.
c.                   Tisue.
Prosedur Tindakan:
a.                   Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b.                  Tanyakan kepada pasien, apakah mau makan sendiri atau dibantu oleh petugas.
c.                   Apabila dibantu oleh petugas, perlak dipasang dibawah dagu pasien.
d.                  Pasien diberi minum menggunakan sedotan, kemudian suapi pasien makan sedikit demi sedikit.
e.                   Usahakan pasien menghabiskan makanannya.
f.                   Setelah selesai makan pasien diberi minum kembali.
g.                  Bersihkan area mulut pasien menggunakan tisue.
h.                  Bereskan peralatan.
3.         Pemasangan Infus
1.                  Perawat cuci tangan
2.                  Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
3.                  Mengisi selang infus
4.                  Membuka plastik infus set dengan benar
5.                  Tetap melindungi ujung selang seteril
6.                  Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
7.                  Menggantung cairan infus di standar cairan infus
8.                  Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
9.                  Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
10.              Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
11.              Cek adanya udara dalam selang
12.              Pakai sarung tangan bersih bila perlu
13.              Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
14.              Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan difungsi
15.              Memilih vena yang tepat dan benar
16.              Memasang torniquet
17.              Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
18.              Buka kateter (abocath) dan periksa apakah ada kerusakan
19.              Menusukan kateter/abocath pada vena yang telah dipilih dari arah samping.
20.              Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
21.              Torniquet dicabut
22.              Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
23.              Memberi plester pada ujung plastik kateter/abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
24.              Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering
25.              Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter/abocath agar tidak tercabut
26.              Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
27.              Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
28.              Perawat cuci tangan
29.              Catat tindakan yang dilakukan
3.5       Alkes
            1.         Kompres hangat pada seluruh lipatan tubuh
            Alat dan bahan:
a.                   Baskom berisi air hangat.
b.                  Waslap.
c.                   Handuk kering.
2.                Tindakan pemberian makan
Alat dan bahan:
d.                  Siapkan makanan pasien sesuai diet.
e.                   Perlak.
f.                   Tisue.
3.                Pemasangan infus
Alat dan bahan:
a.                   Sarung tangan
b.                  Bengkok
c.                   Torniquet
d.                  Aboket
e.                   Selang Infus
f.                   Kasa Alkohol
g.                  Plester
h.                  Betadine
i.                    Tiang Infus
j.                    Cairan Infus
3.6       Farmakologi
3.6.1    Chloramphenicol
            Obat anti mikroba yang sering digunakan :
Efek samping Chloramphenicol:
1.                    Reaksi Hematologik
2.                    Reaksi saluran cerna
3.                    Reaksi alergi
4.                    Sindrom gray
5.                    Reaksi neurologik
Tahap Kerja Chloramphencol:
                        Chloramphenicol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air dan rasanya sangat pahit.



Dosis yang diberikan:
Chloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid dengan Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.
3.6.2    Kotrimaksasol
            Efek samping Kotrimaksasol:
                        Obat ini tidak menimbulkan efek samping jika diberikan secara teratur.
Tahap Kerja Kotrimaksasol:
                        Obat ini bekerja 2 – 5 hari didalam tubuh untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dosis yang diberikan:
Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Chloramphenicol juga diterapi dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
3.7       Biokimia
Data Penunjang (Laboratorium)
Hb                   : 13,2 gr %
Leukosit          : 4800 mm2
            Trombosit        : 150.000 mm/dt

3.8                                    Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
Tahap-tahap komunikasi terapeutik:
1.                  Tahap pra interaksi
            Merupakan tahap dimana perawat akan bertemu dengan klien.
2.                  Tahap orientasi
            Merupakan tahap perkenalan dilaksanakan setelah perawat bertemu dengan klien.
3.                  Tahap kerja
            Inti dari keseluruhan komunikasi terapeutik yang berkaitan erat dengan pelaksanaan proses tindakan keperawatan.
4.                  Tahap terminasi
            Merupakan tahap akhir dari pertemuan perawat dengan klien.
3.9       P 3 D
1.         Pengkajian
Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien. Apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau muntah? Apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi atau setelah mencerna obat tertentu atau alkohol? Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? bagaimana gejala hilang? Adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung? riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan membantu.
Riwayat lengkap sangat penting dalam membantu perawat untuk mengidentifikasi apakah kelebihan diet sembrono yang diketahui, berhubungan dengan gejala saat ini, apakah orang lain pada lingkungan pasien mempunyai gejala serupa, apakah pasien memuntahkan darah dan apakah elemen penyebab yang diketahui telah tertelan.
2.         Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1.         Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya proses infeksi didalam tubuh.
2.         Nutrisi kurang dari kebutuhan dengan intake nutrisi yang kurang.
3.         Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur behubungan dengan stimulasi demam yang tinggi.
4.         Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi pasien yang lemah.
5.         Potensial terjadinya dehidrasi berhubungan dengan pemasukan cairan yang kurang.

3.      Intervensi
Merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan diagnosa yang muncul

4.      Impelmentasi
Merupakan pelaksanaan tindakan keperawatan yang sesuai dengan implementasi
5.      Evaluasi
      Evaluasi dilakukan diakhir proses asuhan keperawatan untuk mengetahui apakah masalah teratasi atau tidak. Bila masalah teratasi asuhan keperawatan dihentikan, namun bila tidak teratasi asuhan keperawatan dilanjutkan dengan meneruskan intervensi ataupun memodifikasi intervensi.
6.      Dokumentasi
Semua proses asuhan keperawatan yang dilakukan didokumentasikan.




BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan
            Dengan adanya Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) yang dikerjakan selama 1 minggu yaitu terhitung mulai tanggal 14 April sampai 19 April 2014 di Puskesmas DTP Tomo, kami dapat merasakan bagaimana pelaksanaan kerja di dunia kesehatan yang langsung dibimbing oleh pihak instansi kesehatan.
            Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Puskesmas memiliki 3 fungsi pokok, yakni:
1.             Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat yang dengan cepat dapat mengetahui keberhasilan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan dan menentukan target kegiatan yang sesuai kondisi daerah kerjanya.
2.             Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3.             Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Maksudnya adalah pelayanan kesehatan diberikan kepada semua orang tanpa memandang golongan, suku, jenis kelamin, baik sejak dalam kandungan hingga tutup usia.
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari limpa, kelenjar limfe usus dan Peyer’s patch. Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus typoid adalah:

4.2       Saran
            Pada kesempatan ini, ijinkan kami untuk memberikan beberapa saran kepada pihak Dunia Industri dan pihak sekolah yang kiranya dapat dijadikan sebagai bahan guna kemajuan dimasa yang akan datang.
1.      Saran untuk pihak Instansi
a.              Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja ini akan lebih terarah apabila disusun melalui suatu jadwal yang harus dikerjakan pelajar selama melaksanakan Program Pengenalan Lapangan Kerja.
b.             Pihak Instansi dapat lebih banyak memberikan pekerjaan yang bermanfaat bagi pelajar, dan jam kerja dapat diisi dengan penuh tanpa ada waktu kosong yang terbuang percuma.
c.              Pihak instansi dapat mempertahankan rasa tanggung jawab dalam menjalankan setiap pekerjaan yang dibebankan.
d.             Berikan dan tingkatkan pelayanan yang terbaik demi kepuasan pasien.
2.             Saran untuk pihak sekolah
a.              Pihak sekolah (lembaga pendidikan) diharapkan dapat memantau kegiatan pelajar yang sedang melaksanakan Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan bersama.
b.             Utamakan rasa tanggung jawab dalam memonitoring pelajar (PPLK).
c.              Pembimbing yang ditunjuk sekolah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan profesionalismenya demi kelancaran kegiatan (PPLK).
d.             Dalam melaksanakan (PPLK) sebaiknya dibimbing secara kontinyu dan terarah, agar kami para pelajar yang melaksanakan (PPLK) dapat cepat memahami apa yang kami kerjakan yang sesuai dengan pembelajaran yang didapat di sekolah yang nantinya akan dijadikan bentuk laporan sesuai dengan apa yang kami kerjakan.




LAMPIRAN

Rekam Medik
            Nama                                             :    Tn. Asep
            Umur                                             :    25 Tahun
            Jenis Kelamin                                :    Laki-laki
            Agama                                           :    Islam
            Suku                                              :    Sunda
            Status Marital                                :    Nikah
            Pekerjaan                                       :    Wiraswasta
            Alamat                                           :    Ds. Tomo RT. 03 RW. 08
                                                                       Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang
            Keluhan utama                              :    Demam (+)
            Riwayat Penyakit Masa Lalu        :    -
            Riwayat Penyakit Keturunan        :    -
            Riwayat Penyakit Sekarang          :    1. ± 3 hari yang lalu badan panas
                                                                       2. mual
                                                                       3. muntah
                                                                       4. lemas
                                                                       5. pusing
            Hasil Pemeriksaan                         :    T                          :    130/80 mmhg
                                                                       P                          :    88/menit
                                                                       R                          :    20x/menit
                                                                       Suhu                    :        38,7 0C
                                                                       Berat Badan        :    50 Kg
                                                                       Tinggi Badan       :    149 cm

Contoh Makanan Untuk Penderita Typhoid
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-5wRJH-_4suTiDf-JUV7yHmYQlDNyWJpU636UVrGqJPhQbgWkkwWMYFhSK6d6iNWABddZJEOKl8fCE_fZdaCd4Al-LGb6Mpe45_wLG0b8xygBQ0mcRbcXsBYpY7s1I3iw6AT_4jpsnwrZ/s200/images.jpg










Gambar Organ Saluran Pencernaan











Alat-Alat Pemasangan Infus

Bengkok                                                Handskun



Cairan Infus                                              Perlak
                                                                                                           


Tiang Infus                                               Plester                               


 



Selang Infus                                    Gunting Perban
                                                                                                                                   


Torniquet                                              Abocath
                                                                                                                       

           
1.             Tindakan Pemasangan Infus
1.             Perawat cuci tangan
2.             Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
3.             Mengisi selang infus
4.             Membuka plastik infus set dengan benar
5.             Tetap melindungi ujung selang seteril
6.             Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
7.             Menggantung cairan infus di standar cairan infus
8.             Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
9.             Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
10.         Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
11.         Cek adanya udara dalam selang
12.         Pakai sarung tangan bersih bila perlu
13.         Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
14.         Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan difungsi
15.         Memilih vena yang tepat dan benar
16.         Memasang torniquet
17.         Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
18.         Buka kateter (abocath) dan periksa apakah ada kerusakan
19.         Menusukan kateter/abocath pada vena yang telah dipilih dari arah samping
20.         Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
21.         Torniquet dicabut
22.         Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
23.         Memberi plester pada ujung plastik kateter/abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
24.         Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering
25.         Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter/abocath agar tidak tercabut
26.         Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
27.         Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
28.         Perawat cuci tangan
29.         Catat tindakan yang dilakukan
2.             Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian tindakan.


DAFTAR PUSTAKA
http://arrijalrasyid879.blogspot.