BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Puskesmas
Dalam rangka mewujudkan
Sumedang sehat untuk meningkatkan Indeks Kesehatan (IK) sebesar 82.1 sebagai
komponen pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumedang
pada tahun 2013 sebesar 79,6. Puskesmas DTP Tomo yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam mewujudkannya. Diantaranya adalah memberikan pelayanan dibidang
kesehatan yang tidak hanya pelayanan
dalam bentuk kuratif (penyembuhan penyakit/pengobatan) tetapi juga pelayanan
dalam bentuk promotif (upaya peningkatan kesehatan/penyuluhan), preventif (pencegah
penyakit), serta rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).
Dengan keempat
pelayanan tersebut diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat sehingga
berdampak kepada meningkatnya Angka
Harapan Hidup ( AHH ) dan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) serta Angka Kematian Balita (Akaba).
Demi tercapainya
derajat kesehatan yang tinggi tersebut,
maka diperlukan upaya-upaya kesehatan yang terbagi menjadi dua upaya kesehatan, meliputi upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan dengan dibentuknya progran-program kesehatan yang ada di Puskesmas.
Adapun yang termasuk
dalam upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan
ibu anak dan berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta pengobatan rawat
jalan dan rawat inap. Sedangkan termasuk dalam
upaya kesehatan pembangunan adalah upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya kesehatan
kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan
mata, upaya kesehatan lanjut usia, program perkesmas, laboratorium dan
pengelolaan tata usaha. Melalui program-program tersebut diharapkan semua
masyarakat mulai dari bayi sampai dengan
masyarakat usia lanjut terutama kelompok masyarakat rentan (resiko tinggi)
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
Tujuan mewujudkan Sumedang sehat bukan
hanya tugas dari Puskesmas ataupun Dinas Kesehatan, melainkan tugas semua pihak
termasuk SMK Kesehatan SDM Sumedang.
Sebagai instansi pendidikan SMK
Kesehatan SDM Sumedang, membantu mewujudkan Sumedang sehat yang mengabdikan
ilmu pengetahuan para siswa terjun langsung di masyarakat. Dalam hal ini para
siswa ditempatkan PPLK di beberapa Puskesmas termasuk Puskesmas DTP Tomo.
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Adapun tujuan
umum dari pelaksanaan PPLK di Puskesmas DTP Tomo adalah:
a.
Meningkatkan dan mengembangkan hubungan
antara sekolah dengan instansi yang terkait.
b.
Menghasilkan tenaga kerja yang
profesional dan berkualitas.
c.
Mengasah keterampilan yang telah
diberikan oleh sekolah.
d.
Menambah keterampilan serta wawasan
peserta didik.
e.
Mewujudkan visi dan misi sekolah.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun
tujuan khusus dari pelaksanaan PPLK di Puskesmas DTP Tomo adalah:
a.
Untuk
mengetahui profil Puskesmas DTP Tomo.
b.
Untuk
mengetahui struktur Puskesmas DTP Tomo.
c.
Untuk mengetahui visi dan misi Puskesmas
DTP Tomo.
d.
Untuk mengetahui tugas dan fungsi
Puskesmas.
e.
Untuk mengetahui klasifikasi Puskesmas
Tomo.
f.
Untuk mengetahui sarana dan pelayanan
Puskesmas DTP Tomo.
g.
Untuk mengetahui sistem rekam medik
Puskesmas DTP Tomo.
h.
Untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan
Keperawatan terhadap pasien typhoid.
1.3 Manfaat Program Pengenalan Lapangan Kerja
(PPLK)
Adapun manfaat dari Program Pengenalan Lapangan
Kerja (PPLK) adalah sebagai berikut:
a.
Dapat mengenali seperti apa pekerjaan di
instansi kesehatan, sehingga setelah lulus peserta didik sudah tidak asing lagi
dengan instansi kesehatan.
b.
Dapat menambah keterampilan serta
wawasan.
c.
Meningkatkan kedisiplinan serta rasa
tanggung jawabnya dan dapat melatih jiwa mandiri dan berani.
d.
Sebagai bahan referensi atau pedoman
untuk pembuatan karya tulis selanjutnya.
1.4.
Waktu
Pelaksanaan dan Lokasi Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK)
1.4.1 Waktu pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan
Kerja (PPLK)
Waktu pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja
(PPLK) yang telah dilaksanakan oleh kami di Puskesmas DTP Tomo, yang dimulai
pada tanggal 14 April sampai 19 April 2014. Dengan itu, maka kami telah
menyelesaikan Puskesmas DTP Tomo selama 1 minggu. Jadwal masuknya setiap hari Senin
s/d Jumat, pukul 07:00 sampai pukul 14:00 WIB.
Berikut ini adalah jadwal yang kami
laksanakan selama pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) di Puskesmas
DTP Tomo:
NO
|
HARI
|
JAM KERJA
|
||
MASUK
|
ISTIRAHAT
|
KELUAR
|
||
1.
|
SENIN
|
07.00
– 12.30
|
12.30
– 13.00
|
14.00
|
2.
|
SELASA
|
07.00
– 12.30
|
12.30
– 13.00
|
14.00
|
3.
|
RABU
|
07.00
– 12.30
|
12.30
– 13.00
|
14.00
|
4.
|
KAMIS
|
07.00
– 12.30
|
12.30
– 13.00
|
14.00
|
5.
|
JUMAT
|
07.00
– 12.30
|
12.30
– 13.00
|
14.00
|
Jadwal masuk
di Puskesmas DTP Tomo
1.4.2. Lokasi Program Pengenalan Lapangan Kerja
(PPLK)
Lokasi berlangsungnya Program Pengenalan
Lapangan Kerja (PPLK):
Nama
Instansi :
Puskesmas DTP Tomo
Alamat
: Jln. Raya Tomo
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
2.1 Profil Puskesmas
Puskesmas
Kecamatan DTP Tomo berada di Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang. Berikut ini
adalah batas-batas wilayah Kecamatan Tomo:
Sebelah utara berbatasan dengan
Puskesmas Kecamatan Ujungjaya
Sebelah Timur berbatasan dengan
Puskesmas Kecamatan Kadipaten
Sebelah selatan berbatasan dengan
Puskesmas Kecamatan Jatigede
Sebelah barat berbatasan dengan
Puskesmas Kecamatan Paseh.
Berikut
ini adalah Puskesmas-Puskesmas Pembantu yang ada di tiap Desa di Kecamatan
Tomo:
1. Pustu
Bugel 6. Polindes Carimanah
2. Pustu
Cipeles 7. Polindes Tolengas
3. Pustu
Darmawangi 8. Polindes Karyamukti
4. Polindes
Jembarwangi 9. Polindes Tomo
5. Polindes
Marongge 10. Polindes Mekarwangi
2.2 Definisi Puskesmas
Menurut Depkes
1991, Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.3 Struktur Puskesmas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.4 Visi dan Misi Puskesmas
2.4.1 Visi Puskesmas
Visi UPTD Puskesmas DTP Tomo tidak jauh
berbeda dengan visi kesehatan Kabupaten Sumedang, di bidang kesehatan pradigma
sehat yang dicanangkan tahun 1999 secara nasional menyatakan bahwa setiap
bidang pembangunan harus berwawasan kesehatan, paling tidak berkontribusi untuk
mengembangkan lingkungan dan prilaku hidup sehat.
Dalam
pembangunan sektor Kesehatan lingkup Nasional, Pemerintah telah merencanakan
visi Indonesia Sehat 2013. Untuk mencapai visi Indonesia sehat 2013 maka visi
yang disepakati dan diterapakan dalam rencana strategi pembangunan kesehatan Kabupaten
Sumedang tahun 2013.
2.4.2
Misi Puskesmas
Misi Puskesmas DTP Tomo pengejawantahan
dari visi Puskesmas dengan terbagi 3 bagian.
1.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau, melalui penyelenggaraan pelayanan yang
prima di institusi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan.
2.
Mendorong kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan melalui upaya preventif dan promotif.
3.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber
daya kesehatan melalui kecukupan ketersediaan sarana dan prasarana.
Dari
ketiga misi tersebut mempunyai tujuan masing-masing yaitu:
1.
Tujuan
Misi ke 1 :
a.
Meningkatkan kemampuan masyarakat
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu efektif dan efisien.
b.
Meningkatkan upaya kesehatan khusus yang
bersifat public goods dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan prima.
c.
Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat.
Dengan sasaran sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan kontak tenaga kesehatan ibu/bayi.
2.
Meningkatkan intelektualitis dan
produktivitis sumber daya kesehatan.
3.
Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan.
2.
Tujuan Misi ke 2
a.
Meningkatkan pemerataan dan mutu upaya
kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna
serta terjangkau oleh segenap
anggota masyarakat.
b.
Meningkatkan prilaku, lingkungan sehat
dan pemberdayaan msyarakat.
c.
Meningkatkan pemberantasan penyakit
menular.
Dengan sasaran sebagai
berikut :
Mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
1.
Meningkatnya perwujudan kepedulian perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Menurunya angka kematian dan kecacatan
akibat kelahiran/persalinan.
3.
Menurunnya frekuensi perokok,
penyalahgunaan napza di sekolah, tempat kerja dan tempat umum.
3.
Tujuan Misi ke 3
a.
Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga
dan pelayanan kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana bidang kesehatan masyarakat
termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
b.
Meningkatkan ketersediaan dan
ketejangkauan sumber daya kesehatan serta efektivitas dan efisensi
penggunaanya.
Dengan sasaran sebagai
berikut :
1.
Tersedianya peralatan kesehatan baik
medik maupun non medik yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan.
2.
Tersedianya perbekalan kesehatan yang
memadai baik jenis maupun jenisnya yang sesuai dengan permasalahan setempat
dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan.
3.
Tersedianya perbekalan kesehatan yang
memadai untuk keluarga miskin.
2.5 Tugas Puskesmas dan Fungsi Puskesmas
2.5.1
Tugas Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat
sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas
adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang
disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut
adalah ( Basic Six):
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
f.
Upaya pengobatan
2.5.2 Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas
itu sendiri meliputi
a. Fungsi
Pokok
1.
Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan pusat pemberdayaan
2.
Masyarakat dan keluarga dalam
pembangunan kesehatan
3.
Pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama
b. Peran
Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang
menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat
serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
c. Cara-cara
yang ditempuh
1.
Merangsang
masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
2.
Memberikan
petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien dan efektif.
3.
Memberikan
bantuan teknis
4.
Memberikan
pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5.
Kerjasama
lintas sektor
d. Program
Pokok Puskesmas
1. KIA
2. KB
3. Usaha
Kesehatan Gizi
4. Kesehatan
Lingkungan
5. Pemberantasan
dan pencegahan penyakit menular
6. Pengobatan
termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan
kesehatan masyarakat
8. Kesehatan
sekolah
9. Kesehatan
olah raga
10.Perawatan
Kesehatan
11.Masyarakat
12.Kesehatan
kerja
13.Kesehatan
Gigi dan Mulut
14.Kesehatan
jiwa
15.Kesehatan
mata
16.Laboratorium
sederhana
17.Pencatatan
dan pelaporan dalam rangka SIK
18.Pembinaan
pemgobatan tradisional
19.Kesehatan
remaja
20.Dana
sehat
e. Satuan
Penunjang
1.
Puskesmas
Pembantu
Pengertian Puskesmas Pembantu yaitu unit
pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang
lebih kecil
2.
Puskesmas
Keliling
Pengertian puskesmas Keliling yaitu
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal
dari Puskesmas. Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan
daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, penyuluhan
kesehatan dengan audiovisual.
3.
Bidan
Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas
pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa
tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas. Wilayah kerjanya dengan
jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a. Membina
PSM
b. Memberikan
pelayanan
c. Menerima
rujukan dari masyarakat
2.6 Klasifikasi Puskesmas
1. Puskesmas
Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjarig dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi
serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Memberi pelayanan kesehatan
daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan untuk pasien,
dan penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3. Bidan
Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas
pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut
dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah kerjanya dengan jumlah
penduduk 3.000 / orang. Tugas utama bidan desa adalah menlbina PSM, memberikan
pelayanan, menerima rujukan dari masyarakat.
4. Pondok
Bersalin Desa (Polindes)
Adalah bentuk upaya kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat
atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
5. Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes)
Adalah upaya kesehatan bersumber daya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan
atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
6. Puskesmas
Prembun (Puskesmas Induk)
Puskesmas Prembun sebagai puskesmas induk terletak
tepat di ibukota kecamatan dengan luudikan rata-r(s bangunan sekitar 30×40 m.
Merupakan puskesmas rawat inap dengan kapasitas 15 tempat tidur (VK 2 kamar,
bangsal anak 4 TT, bangsal umum 9 TT).
2.7 Sarana dan Pelayanan Puskesmas
1.
Pelayanan Gawat Darurat Umum 24 jam
2.
Pelayanan Gawat Darurat Obstetrik dan Neonatal 24 jam
3.
Pelayanan Rawat Inap dan Persalinan 24 jam
4.
Pelayanan Rawat Jalan/BP Umum
5.
MTBS (Menajemen Terpadu Balita Sakit)
6.
Pelayanan Imunisasi (Dasar rutin bagi bayi ,capeng,
dan WUS)
7.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
8.
Pelayanan Kesehatan Gigi clan Mulut
9.
Pojok Batuk ( Rawat Jalan Bagi Penderita. TB Paru)
10.
Konsultasi Gizi (bagi rawat jalan dan rawat inap)
11.
Deteksi dini Ca cervik (IVA) dan SADARI
12.
Pelayanan Keluarga Berencana (KB: IUD, IMPLANT, PIL,
SUNTIK, dan KONDOM)
13.
Pelayanan kesehatan Mata (BP Mata)
14.
Klinik Sanitasi
15.
Fifioterapi
16.
Laboratorium
17.
Radiologi
18.
Pemeriksaan penunjang lain: EKG, dan USG,
19.
Program-program lain seperti P2M, PTM, dll
20.
Pelayanan rujukan (horizontal dan vertikal)
21.
Pelayanan surat keterangan dokter
22.
Pembinaan dukun bayi
23.
Pembinaan kader
1. Puskesmas
Pembantu Kabuaran
Puskesmas Prembun mempunyai satu
buah puskesmas pembantu yang terletak di Desa Kabuaran Kecamatan Prembun dengan
fasilitas pelayanan sebagai berikut:
1.
Pelayanan Rawat Jalan/BP Umum
2.
MTBS (Menajemen Terpadu Balita Sakit)
3.
Pelayanan Imunisasi (Dasar rutin bagi bayi , capeng,
dan WUS)
4.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5.
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
6.
Pelayanan Keluarga Berencana (KB: IUD, IMPLANT, PIL,SUNTIK,
dan KONDOM
7.
Pemeriksaan IVA
8.
Pelayanan rujukan (horizontal dan vertikal)
2. Polindes/PKD
Untuk mendekatkan pelayanan di
tingkat desa/primer puskesmas menyelenggarakan pelayanan di polindes dan PKD
yang menjadi tanggung jawab bidan desa setempat. Polindes/PKD dalam waktu dekat
akan diupayakan menjadi Poskesdes yang merupakan salah sate syarat dari Desa
Siaga. Di wilayah kerja Puskesmas Prembun baru 5 Desa yang rnemiliki
PKD/Polindes dan baru 3 Dcsa yang menjadi Desa Siaga (Pesuningan, Kedungwaru,
dan Pecarikan). Sesuai dengan target Kabupaten Kebumen, bahwa paling lambat thn
2009 semua desa harus mampu men gern bang kan Desa Siaga, maka diambil
kebijakan paling lambat bidan Juni 2009 dengan menggunakan dana APBD clan
swadana Desa semua desa di wilayah kerja UPTD Unit Puskesmas Prembun harus
menjadi Desa Siaga.
Adapun pelayanan yang diberikan
melalui Poskesdes/PKD/polindcs adalah:
1.
Pelayanan pengobatan dasar bagi kasus/penyakit ringan
2.
Pelayanan ANC, partus normal, dan PNC
3.
Pelayanan deteksi dini resti dan rujukannya
4.
Pelayanan pertolongan pertama pada kasus gawat darurat
5.
Pembinaan dukun bagi
6.
Pembinaan kader
7.
Peningkatan PSM bidang kesehatan
8.
Dan upaya promotif dan preventif lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan program yang ada.
3. Posyandu
Balita (78 buah)
4. Posyandu Lansia
5. Puskesmas
Keliling
2.8 Rekam Medik
Rekam medik adalah menurut Permenkes no. 269/menkes/perIII 2008 yang dimaksud
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien.
Fungsi rekam medis sebagai alat
perlindungan hukum bagi dokter yang di duga melakukan tindakan mal praktek
medik.
Pelaksanaan Rekam Medik di Puskesmas
Tomo adalah dengan penomoran berdasarkan abjad. Rekam medis pada Puskesmas DTP
Tomo terbagi menjadi dua, yaitu rekam medis rawat jalan dan rekam medis rawat
inap. Pada setiap rekam medis terdapat kode-kode register khusus, namun tidak
dapat dijabarkan disini dikarenakan pengkodean rekam medis dirahasiakan oleh
pihak Puskesmas. rekam medis yang berada di Puskesmas DTP TOMO yaitu
menggunakan sesuai dengan huruf abjad dan setiap satu tahun sekali nomor
register yang tertera dalam rekam medis tersebut selalu di ganti .
Didalam rekam medis tersebut berisi
tentang semua identitas pasien yang dimulai dari nama, nomor register dan
alamat, serta riwayat penyakit pasen.
BAB
III
TINJAUAN KASUS
3.1.Ilmu
Penyakit
Demam thypoid adalah suatu penyakit
infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit
ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus
multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari limpa, kelenjar limfe usus
dan Peyer’s patch. Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella.
Typhosa, basil gram negatif, berflagel
(bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri
tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia
merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab
penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan. Kuman ini dapat hidup dengan
baik sekali dalam tubuh manusia pada suhu yang lebih rendah sedikit, namun mati
pada suhu 700 C maupun oleh antiseptik. Demam tifoid adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi A, B atau C (Soedarto, 1996). Kuman
Salmonella masuk bersama makanan/minuman. Setelah berada dalam usus halus
kemudian mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama Plak Peyer)
dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrose
setempat, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke aliran darah (terjadi bakteremi
primer) menuju ke organ-organ terutama hati dan limfa. Kuman yang tidak
difagosit akan berkembang biak dalam hati dan limfa sehingga organ tersebut
membesar disertai nyeri pada perabaan.
Tanda dan Gejala
1.
Demam yang tinggi 390 Csampai
400 C, yang meningkat secara perlahan. Pada minggu pertama demam
tinggi ini akan berlangsung sore dan malam hari, sedangkan pada pagi dan siang
hari cenderung menurun. Secara bertahap suhu tubuh akan naik dan bertahan pada
suhu tinggi (390 C sampai 400 C) pada minggu ke dua.
2.
Gangguan pada pencernaan seperti: nyeri perut,
kembung, mual, muntah, diare/konstipasi.
3.
Terdapa gangguan kesadaran (delirium) atau pada demam
thypoid yang berat dapat terjadi kejang dan ikterus.
4.
Gejala tambahan yang dapat muncul juga antara lain :
sakit kepala, kehilangan nafsu makan, bada lemas dn nyeri otot (mialgia).
Penyebab Penyakit
Penyakit demam tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan
atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan
melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa.
Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri
saat diraba.
Penanganan Penyakit
Tatalaksana
demam tifoid masih menganut trilogi penatalaksanaan yang meliputi : Istirahat
dan perawatan, diet dan terapi penunjang (baik simptomatik maupun suportif),
serta pemberian antimikroba. Pemberian antimikroba diharapkan dapat menurunkan
lama sakit dan kematian. Klorampenikol, ampisilin, amoksisilin dan
kotrimoksasol merupakan obat konvensional yang di beberapa negara melaporkan
kurang efektif sehubung dengan munculnya strain MDR. Flurokuinolon,
sefalosporin dan seftriakson merupakan pilihan lini kedua. Selain itu
diperlukan pula tatalaksana komplikasi demam tifoid yang meliputi komplikasi
intestinal maupun ekstraintestinal.
Pencegahan Penyakit
1.
Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.
2.
Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan
peliharaan.
3.
Cucilah tangan dengan sabun setelah beraktivitas.
4.
Hindari jajan ditempat yang kurang bersih.
Pengobatan Penyakit
Pasien thypoid perlu dirawat di
Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan
yakni :
1.
Isolasi pasien.
2.
Desinfeksi pakaian.
3.
Perawatan yang
baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia
dan lain-lain.
4.
Istirahat
selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat
total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian
berjalan di ruangan.
3.2
Anatomi
Fisiologi
3.2.1
Umum
Saluran pencernaan
adalah tabung pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
kecil, usus besar, rektum dan anus. Didalam organ-organ berrongga tersebutm
terdapat lapisan yang disebut mukosa, mengandung kelenjar kecil yang
memproduksi enzim untuk membantu mencerna makanan. saluran pencernaan juga
mengandung lapisan otot polos yang membantu memecah makanan dan memindahkannya
disepanjang saluran tersebut melalui gerakan peristaltik.
3.2.2
Khusus
Usus halus
adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar
pada penyakit typhoid. Usus halus mengalami kondisi dimana terdapat bakteri
yang masuk melalui makanan yang tidak memperhatikan hygiene sehingga dapat
menyebabkan usus halus menjadi infeksi.
3.3 KDM
3.3.1 Keseimbangan Suhu
Suhu adalah
suatu keadaan tubuh dimana tubuh mengalami peningkatan suhu yang diakibatkan
oleh makanan yang terkontaminasi salmonella thypii, masuk kedalam usus halus,
kemudian terjadi proses infeksi, kemudian masuk kedalam aliran darah, kemudian
bakteri melepas endotoksin, kemudian merangsang sintesa dalam pelepasan zat
pirogen oleh leukosit, kemudian infeksi disampaikan ke hipotalamus bagian termoregulator.
3.3.2 Nutrisi (Diet)
Makanan harus mengandung cukup
cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak
serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila
kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan
biasa.
Makanan yang dianjurkan antara lain :
1.
Sumber
karbohidrat: beras dibubur/tim, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur
atau dibuat puding.
2.
Sumber
protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur
dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari
3.
Sumber
protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai.
4.
Sayuran-sayuran berserat rendah dan sedang seperti: kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel
direbus, dikukus, ditumis.
5.
Buah-buahan:
semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak
menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat.
6.
Lemak nabati:
margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan
setup.
7.
Minuman: teh
encer, sirup.
8.
Bumbu:
garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.
Sedangkan
makanan yang tidak dianjurkan adalah :
1.
Sumber
karbohidrat: beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan
gurih.
2.
Sumber
protein hewani: daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan
diawetkan, telur mata sapi, didadar.
3.
Sumber
protein nabati: Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah,
kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo.
4.
Sayuran-sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, timun serta semua sayuran yang dimakan mentah.
5.
Buah-buahan:
buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, jeruk
yang dimakan dengan kulit ari; buah yang
menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
6.
Lemak:
minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
7.
Minuman:
kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol.
8.
Bumbu: cabe
dan merica.
Makan
Pagi:
1.
Nasi tim
2.
Dadar gulung
isi/Orak-arik
3.
Sup bayam
4.
Pisang
5.
Susu
Makan
Siang:
1.
Nasi tim
2.
Sup
tofu/sapo tahu
3.
Kue lumpur
4.
Teh
5.
Pepaya
potong tabur gula
Makan
Malam:
1.
Nasi tim
2.
Perkedel
kentang
3.
Kuah soto
bumbu ringan
4.
Jus tomat
5.
Susu
Catatan:
1.
Pastikan
banyak minum air putih.
2.
Tirah baring (istirahat total).
3.
Minum obat yang dianjurkan dokter secara teratur.
4.
Multivitamin.
5.
Selalu jaga kebersihan.
6.
Jauhkan pasien dari hewan peliharaan.
Pencegahan :
1.
Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.
2.
Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun
hewan peliharaan.
3.
Cucilah tangan dengan sabun setelah
beraktivitas.
4.
Hindari jajan ditempat yang kurang bersih.
3.4 Tindakan
Keperawatan
1. Kompres hangat pada seluruh lipatan
tubuh
Alat dan bahan:
a.
Baskom berisi air hangat.
b.
Waslap.
c.
Handuk kering.
Prosedur Tindakan:
a.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
b.
Persiapan alat.
c.
Waslap dicelupkan kedalam baskom air hangat, kemudian
diperas tetapi jangan terlalu basah dan jangan terlalu kering.
d.
Kompreskan waslap keseluruh lipatan tubuh secara
bergantian.
e.
Bagian tubuh pasien yang basah dikeringkan menggunakan
handuk kering.
f.
Bereskan peralatan.
2.
Tindakan pemberian makan
Alat dan bahan:
a.
Siapkan makanan pasien sesuai diet.
b.
Perlak.
c.
Tisue.
Prosedur Tindakan:
a.
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
b.
Tanyakan kepada pasien, apakah mau makan sendiri atau
dibantu oleh petugas.
c.
Apabila dibantu oleh petugas, perlak dipasang dibawah
dagu pasien.
d.
Pasien diberi minum menggunakan sedotan, kemudian
suapi pasien makan sedikit demi sedikit.
e.
Usahakan pasien menghabiskan makanannya.
f.
Setelah selesai makan pasien diberi minum kembali.
g.
Bersihkan area mulut pasien menggunakan tisue.
h.
Bereskan peralatan.
3. Pemasangan
Infus
1.
Perawat cuci tangan
2.
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
dan pasang sampiran
3.
Mengisi selang infus
4.
Membuka plastik infus set dengan benar
5.
Tetap melindungi ujung selang seteril
6.
Menggantungkan infus set dengan cairan
infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
7.
Menggantung cairan infus di standar
cairan infus
8.
Mengisi kompartemen infus set dengan
cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
9.
Mengisi selang infus dengan cairan yang
benar
10.
Menutup ujung selang dan tutup dengan
mempertahankan keseterilan
11.
Cek adanya udara dalam selang
12.
Pakai sarung tangan bersih bila perlu
13.
Memilih posisi yang tepat untuk memasang
infus
14.
Meletakan perlak dan pengalas dibawah
bagian yang akan difungsi
15.
Memilih vena yang tepat dan benar
16.
Memasang torniquet
17.
Desinfeksi vena dengan tekhnik yang
benar dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali
hapus
18.
Buka kateter (abocath) dan periksa
apakah ada kerusakan
19.
Menusukan kateter/abocath pada vena yang
telah dipilih dari arah samping.
20.
Memperhatikan adanya darah dalam
kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit
ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
21.
Torniquet dicabut
22.
Menyambungkan dengan ujung selang yang
telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan
menetes sedikit
23.
Memberi plester pada ujung plastik
kateter/abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
24.
Membalut dengan kassa bethadine seteril
dan menutupnya dengan kassa seteril kering
25.
Memberi plester dengan benar dan mempertahankan
keamanan kateter/abocath agar tidak tercabut
26.
Mengatur tetasan infus sesuai dengan
kebutuhan klien
27.
Alat-alat dibereskan dan perhatikan
respon klien
28.
Perawat cuci tangan
29.
Catat tindakan yang dilakukan
3.5 Alkes
1. Kompres hangat pada seluruh lipatan tubuh
1. Kompres hangat pada seluruh lipatan tubuh
Alat dan bahan:
a.
Baskom berisi air hangat.
b.
Waslap.
c.
Handuk kering.
2.
Tindakan pemberian makan
Alat dan bahan:
d.
Siapkan makanan pasien sesuai diet.
e.
Perlak.
f.
Tisue.
3.
Pemasangan infus
Alat dan bahan:
a.
Sarung tangan
b.
Bengkok
c.
Torniquet
d.
Aboket
e.
Selang Infus
f.
Kasa Alkohol
g.
Plester
h.
Betadine
i.
Tiang Infus
j.
Cairan Infus
3.6 Farmakologi
3.6.1 Chloramphenicol
Obat anti mikroba yang sering digunakan :
Efek samping Chloramphenicol:
1.
Reaksi Hematologik
2.
Reaksi saluran cerna
3.
Reaksi alergi
4.
Sindrom gray
5.
Reaksi neurologik
Tahap Kerja
Chloramphencol:
Chloramphenicol
merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air dan rasanya sangat pahit.
Dosis yang
diberikan:
Chloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid dengan Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari
bebas panas/minimal 14 hari.
3.6.2 Kotrimaksasol
Efek samping
Kotrimaksasol:
Obat ini tidak menimbulkan efek samping jika
diberikan secara teratur.
Tahap Kerja
Kotrimaksasol:
Obat ini bekerja 2 – 5 hari didalam tubuh
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dosis yang diberikan:
Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas
panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Chloramphenicol juga
diterapi dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4
dosis.
3.7 Biokimia
Data Penunjang (Laboratorium)
Hb : 13,2 gr %
Leukosit : 4800 mm2
Trombosit : 150.000 mm/dt
3.8
Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi Terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan untuk kesembuhan
pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
Tahap-tahap komunikasi terapeutik:
1.
Tahap pra interaksi
Merupakan
tahap dimana perawat akan bertemu dengan klien.
2.
Tahap orientasi
Merupakan
tahap perkenalan dilaksanakan setelah perawat bertemu dengan klien.
3.
Tahap kerja
Inti
dari keseluruhan komunikasi terapeutik yang berkaitan erat dengan pelaksanaan
proses tindakan keperawatan.
4.
Tahap terminasi
Merupakan
tahap akhir dari pertemuan perawat dengan klien.
3.9 P 3 D
1. Pengkajian
Selama
mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien.
Apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau muntah?
Apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan,
setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi atau setelah mencerna obat
tertentu atau alkohol? Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress,
alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? bagaimana
gejala hilang? Adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan
lambung? riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan
membantu.
Riwayat
lengkap sangat penting dalam membantu perawat untuk mengidentifikasi apakah
kelebihan diet sembrono yang diketahui, berhubungan dengan gejala saat ini,
apakah orang lain pada lingkungan pasien mempunyai gejala serupa, apakah pasien
memuntahkan darah dan apakah elemen penyebab yang diketahui telah tertelan.
2. Diagnosa
Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Gangguan
keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya proses infeksi
didalam tubuh.
2. Nutrisi
kurang dari kebutuhan dengan intake nutrisi yang kurang.
3. Gangguan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur behubungan dengan stimulasi demam yang
tinggi.
4. Gangguan
aktifitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi pasien yang lemah.
5. Potensial
terjadinya dehidrasi berhubungan dengan pemasukan cairan yang kurang.
3. Intervensi
Merupakan
rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan diagnosa yang muncul
4. Impelmentasi
Merupakan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang sesuai dengan implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan diakhir proses asuhan
keperawatan untuk mengetahui apakah masalah teratasi atau tidak. Bila masalah
teratasi asuhan keperawatan dihentikan, namun bila tidak teratasi asuhan
keperawatan dilanjutkan dengan meneruskan intervensi ataupun memodifikasi
intervensi.
6. Dokumentasi
Semua
proses asuhan keperawatan yang dilakukan didokumentasikan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan
adanya Program Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) yang dikerjakan selama 1 minggu
yaitu terhitung mulai tanggal 14 April sampai 19 April 2014 di Puskesmas DTP
Tomo, kami dapat merasakan bagaimana pelaksanaan kerja di dunia kesehatan yang
langsung dibimbing oleh pihak instansi kesehatan.
Puskesmas
(Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Puskesmas memiliki 3 fungsi pokok,
yakni:
1.
Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat yang dengan
cepat dapat mengetahui keberhasilan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan
kesehatan dan menentukan target kegiatan yang sesuai kondisi daerah kerjanya.
2.
Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Maksudnya adalah pelayanan
kesehatan diberikan kepada semua orang tanpa memandang golongan, suku, jenis
kelamin, baik sejak dalam kandungan hingga tutup usia.
Demam thypoid adalah suatu penyakit
infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit
ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus
multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari limpa, kelenjar limfe usus
dan Peyer’s patch. Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella.
Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada kasus typoid adalah:
4.2 Saran
Pada kesempatan
ini, ijinkan kami untuk memberikan beberapa saran kepada pihak Dunia Industri
dan pihak sekolah yang kiranya dapat dijadikan sebagai bahan guna kemajuan dimasa
yang akan datang.
1. Saran
untuk pihak Instansi
a.
Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan
Kerja ini akan lebih terarah apabila disusun melalui suatu jadwal yang harus dikerjakan
pelajar selama melaksanakan Program Pengenalan Lapangan Kerja.
b.
Pihak Instansi dapat lebih banyak
memberikan pekerjaan yang bermanfaat bagi pelajar, dan jam kerja dapat diisi
dengan penuh tanpa ada waktu kosong yang terbuang percuma.
c.
Pihak instansi dapat mempertahankan rasa
tanggung jawab dalam menjalankan setiap pekerjaan yang dibebankan.
d.
Berikan dan tingkatkan pelayanan yang
terbaik demi kepuasan pasien.
2.
Saran untuk pihak sekolah
a.
Pihak sekolah (lembaga pendidikan)
diharapkan dapat memantau kegiatan pelajar yang sedang melaksanakan Program
Pengenalan Lapangan Kerja (PPLK) secara intensif sehingga segala kesulitan yang
timbul dapat dipecahkan bersama.
b.
Utamakan rasa tanggung jawab dalam
memonitoring pelajar (PPLK).
c.
Pembimbing yang ditunjuk sekolah diharapkan
dapat lebih mengoptimalkan profesionalismenya demi kelancaran kegiatan (PPLK).
d.
Dalam melaksanakan (PPLK) sebaiknya dibimbing
secara kontinyu dan terarah, agar kami para pelajar yang melaksanakan (PPLK)
dapat cepat memahami apa yang kami kerjakan yang sesuai dengan pembelajaran
yang didapat di sekolah yang nantinya akan dijadikan bentuk laporan sesuai
dengan apa yang kami kerjakan.
LAMPIRAN
Rekam Medik
Nama :
Tn. Asep
Umur :
25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku :
Sunda
Status Marital : Nikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Tomo RT. 03 RW. 08
Kecamatan
Tomo Kabupaten Sumedang
Keluhan utama : Demam
(+)
Riwayat Penyakit Masa Lalu : -
Riwayat Penyakit Keturunan : -
Riwayat Penyakit Sekarang : 1.
± 3 hari yang lalu badan panas
2.
mual
3.
muntah
4.
lemas
5.
pusing
Hasil Pemeriksaan : T :
130/80 mmhg
P
: 88/menit
R
: 20x/menit
Suhu
: 38,7 0C
Berat
Badan : 50 Kg
Tinggi
Badan : 149 cm
Contoh
Makanan Untuk Penderita Typhoid
Gambar
Organ Saluran Pencernaan
Alat-Alat
Pemasangan Infus
Bengkok Handskun
Cairan
Infus Perlak
Tiang Infus Plester
Selang Infus Gunting
Perban
Torniquet Abocath
1.
Tindakan Pemasangan Infus
1.
Perawat cuci tangan
2.
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
dan pasang sampiran
3.
Mengisi selang infus
4.
Membuka plastik infus set dengan benar
5.
Tetap melindungi ujung selang seteril
6.
Menggantungkan infus set dengan cairan
infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
7.
Menggantung cairan infus di standar
cairan infus
8.
Mengisi kompartemen infus set dengan
cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
9.
Mengisi selang infus dengan cairan yang
benar
10.
Menutup ujung selang dan tutup dengan
mempertahankan keseterilan
11.
Cek adanya udara dalam selang
12.
Pakai sarung tangan bersih bila perlu
13.
Memilih posisi yang tepat untuk memasang
infus
14.
Meletakan perlak dan pengalas dibawah
bagian yang akan difungsi
15.
Memilih vena yang tepat dan benar
16.
Memasang torniquet
17.
Desinfeksi vena dengan tekhnik yang
benar dengan alkohol dengan teknik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali
hapus
18.
Buka kateter (abocath) dan periksa
apakah ada kerusakan
19.
Menusukan kateter/abocath pada vena yang
telah dipilih dari arah samping
20.
Memperhatikan adanya darah dalam
kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit
ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
21.
Torniquet dicabut
22.
Menyambungkan dengan ujung selang yang
telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan
menetes sedikit
23.
Memberi plester pada ujung plastik
kateter/abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi
24.
Membalut dengan kassa bethadine seteril
dan menutupnya dengan kassa seteril kering
25.
Memberi plester dengan benar dan mempertahankan
keamanan kateter/abocath agar tidak tercabut
26.
Mengatur tetasan infus sesuai dengan
kebutuhan klien
27.
Alat-alat dibereskan dan perhatikan
respon klien
28.
Perawat cuci tangan
29.
Catat tindakan yang dilakukan
2.
Evaluasi
Perhatikan kelancaran
infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian tindakan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://puskesmasprembunkabkebumen.wordpress.com/2010/04/07/sarana-pelayanan-kesehatan-dan-penunjang/
http://arrijalrasyid879.blogspot.